Berapa suhunya? sekian derajat :D
Tapi, yang dimaksud dalam postingan kali ini bukan derajat yang itu, heheh
Yang mu Rachma soroti adalah perkataan seorang mu****i, yang intinya seperti ini:
"Jangan ngabis-ngabisin waktu mikirin orang yang belum jadi suami sah. Mau segimana pun sayangnya, mau segimana pun baiknya, mau segimana pun sholehnya, tetep aja faktanya dia belum jadi suami. Kalo cowok bukan suami itu ya belum punya hak untuk diperhatiin de es be. Kalo belum jadi suami itu, ya sama aja kaya tukang beca, tukang sayur, selayaknya laki-laki lain yang bukan mahram"...
Gak kuat Rachma denger yang bagian: tukang becanya :D. Maaf, no offense buat yang ada hubungan ma tukang beca, Rachma tidak bermaksud menyinggung SARA [suku, agama, ras, dan akademik :P]. Kenapa gak bisa nahan ketawa... ngg... karena saat itu Rachma ngebayangin harus menyamakan *teeeet* [Aa yang gak boleh disebut namanya ] sama tukang beca :)), hahahahah, langsung da kembali pada jalan yang benar, hueheheheh. Ama tukang beca mah sudah jelas bisa lebih objektif untuk bertingkah laku, gak akan ngasi perhatian gratis , gak akan segitunya meluangkan waktu walo jelas-jelas lagi sibuk... de es be de el el....
Nyadar sih, emang perasaan apa pun yang muncul sebelum nikah itu mesti dijagaaa pisan, dimanage sebaik-baiknya. Tapi kalo inget sama istilah menyamakan sama tukang beca, tetep aja pengen ketawa, hihihihi
Ada saat-saat membendung perasaan itu melangkahi logika. I mean, yeah I am not a little girl anymore, I know how to put logic here and there, but still there are times I can't command what my heart should feel, what my mind should think. The best thing I can do is being patient, and still... there are a lot of temptations all over.
Emang ya, setan menggodanya gak henti-henti...
Duh Allah...pusing....
Udah nangis-nangis, curhat-curhat oge tetep aja susah managenya...
hayah, kumaha iyeu teh, cenah mu istiqomah...
Eh, tapi istiqomah itu bukan berarti ngilangin perasaan kan? soalnya Rachma gak kebayang nih kumaha ngilanginnya,,,
Tiap hari berdo'a.. pasti do'anya ada kaitannya ma itu terus, heheheh. Sebelum tidur biar tenang tidurnya... pasti do'anya itu-itu juga, hihihih. Kayanya malaikat di samping kiri kanan dah apal do'anya :D.
The worst thing about all of this? not about "miss" time, but about "worry"-related things. Prasangka, begitulah :D [Rachma ngomong apa sih huehue... :))].
Pernah, bukan pernah lagi ketang :D, ditanya temen:
-tanya lagi pada hati sendiri, apa ini tuh beneran ato cuman pelarian aja-
Hmm...
jadi yang Rachma rasain itu...
hmm...
Tapi, yang dimaksud dalam postingan kali ini bukan derajat yang itu, heheh
Yang mu Rachma soroti adalah perkataan seorang mu****i, yang intinya seperti ini:
"Jangan ngabis-ngabisin waktu mikirin orang yang belum jadi suami sah. Mau segimana pun sayangnya, mau segimana pun baiknya, mau segimana pun sholehnya, tetep aja faktanya dia belum jadi suami. Kalo cowok bukan suami itu ya belum punya hak untuk diperhatiin de es be. Kalo belum jadi suami itu, ya sama aja kaya tukang beca, tukang sayur, selayaknya laki-laki lain yang bukan mahram"...
Gak kuat Rachma denger yang bagian: tukang becanya :D. Maaf, no offense buat yang ada hubungan ma tukang beca, Rachma tidak bermaksud menyinggung SARA [suku, agama, ras, dan akademik :P]. Kenapa gak bisa nahan ketawa... ngg... karena saat itu Rachma ngebayangin harus menyamakan *teeeet* [Aa yang gak boleh disebut namanya ] sama tukang beca :)), hahahahah, langsung da kembali pada jalan yang benar, hueheheheh. Ama tukang beca mah sudah jelas bisa lebih objektif untuk bertingkah laku, gak akan ngasi perhatian gratis , gak akan segitunya meluangkan waktu walo jelas-jelas lagi sibuk... de es be de el el....
Nyadar sih, emang perasaan apa pun yang muncul sebelum nikah itu mesti dijagaaa pisan, dimanage sebaik-baiknya. Tapi kalo inget sama istilah menyamakan sama tukang beca, tetep aja pengen ketawa, hihihihi
Ada saat-saat membendung perasaan itu melangkahi logika. I mean, yeah I am not a little girl anymore, I know how to put logic here and there, but still there are times I can't command what my heart should feel, what my mind should think. The best thing I can do is being patient, and still... there are a lot of temptations all over.
Emang ya, setan menggodanya gak henti-henti...
Duh Allah...pusing....
Udah nangis-nangis, curhat-curhat oge tetep aja susah managenya...
hayah, kumaha iyeu teh, cenah mu istiqomah...
Eh, tapi istiqomah itu bukan berarti ngilangin perasaan kan? soalnya Rachma gak kebayang nih kumaha ngilanginnya,,,
Tiap hari berdo'a.. pasti do'anya ada kaitannya ma itu terus, heheheh. Sebelum tidur biar tenang tidurnya... pasti do'anya itu-itu juga, hihihih. Kayanya malaikat di samping kiri kanan dah apal do'anya :D.
The worst thing about all of this? not about "miss" time, but about "worry"-related things. Prasangka, begitulah :D [Rachma ngomong apa sih huehue... :))].
Pernah, bukan pernah lagi ketang :D, ditanya temen:
-tanya lagi pada hati sendiri, apa ini tuh beneran ato cuman pelarian aja-
Hmm...
jadi yang Rachma rasain itu...
hmm...
eeto...
hmm...
jadi sebenernya...
....
*hehehehehe, ada yang penasaran kayaknya *
Mode serius ON:
Jadi yang Rachma rasain itu... semacam "care". Don't ask me why, cause I don't know why either :D. Felt it's there, but that's it.
Can I say that I care about him because we are friends? :D, hahahah gak banget sih :P.
Well, like I said, the worst thing is about worry things, yaitu ketika gak tau kabarnya, dan jadinya berprasangka, terus jadi khawatir gak jelas [dasar cewek ].
Kadang terlintas, is worrying him considered a crime? wonder sayah, malaikat nulisin itu ke kitab kanan ato kiri ya?
Itu obat mujarab kalo tiba-tiba bersedih, berkali-kali ngucap innallaha ma'ana -sesungguhnya Allah bersama kita-, sampe bener-bener meresap di hati, ampe otak kembali tenang, kembali membumi :D. Kenapa sedih? hmm... ya, gimana ya... suka tiba-tiba sedih aja :D. Terutama kalo virus lonely menyerang, hehehehe. Atau kalo lagi kangen, hihihi , harus dimanage, terus gak bisa ngapa-ngapain... tapi energi tinggi :)), jadinya malah sedih. Padahal kalo nurutin hawa nafsu kan tinggal pencet "call", heheheh :D. Tapi hati kecil membisikkan, gak tega kalo harus merusak keistiqomahan si Aa, Rachma kan dah gede, masa jaga hati aja gak bisa....heuheuheu, beurat .
Terus kalo dah gak kebendung kan suka nangis tuh [lamun diitung kayanya banyak pisan air mata yang keluar :D, hikmahnya: cuci mata, baik bagi kesehatan ]... terus suka berdo'a di tempat, hehehe. Ampe apal beneran da ama do'anya, heuheueheu. Tapi mempraktekan do'a itu teh penuh perjuangan, alias nangis-nangis lagi pleus harus banyak istighfar :D. Ada pertentangan antara logika dan hati, antara keinginan pribadi dan kebaikan bersama, lieur pokoknyah.
Kalo udah over khawatir :D, yang mujarab adalah ketika berdo'a... menitipkan dia pada Dia, hehehehe. Karena doktrinasi "tukang becak" itu gak ngaruh dan gak mempan, heuheu. Lebih tenang ketika mengembalikan apa yang ada pada Sang Pemberi, Sang Khalik yang Maha Pengasih. Mendo'akan dia biar istiqomah juga, yang kalo bukan jodoh mah, Rachma juga mendo'akan supaya dia ketemu jodohnya, dimudahkan jalannya dipermudah prosesnya... [sambil nangis-nangis antara ridha gak ridha ini mah ngedo'anya, hehehehe :D]. Takut sih, ketika Allah teh gak ridha sama perlakuan Rachma pada "rasa" yang Ia titipkan. Ketika udah mulai kerasa ada egoisme yang tumbuh, posesivitas yang mungkin berlebihan, mesti segera dinetralisasi, di"rukiyah", hehehe, biar kembali ke jalan yang benar :D. Udah gitu teh kadang suka terucap minta maaf sama dia, terus jaga-jaga bisi emang bukan jodoh, Rachma juga minta maaf sama calonnya :D. Rachma juga merasa gak enak hati sama calon suami yang sebenarnya, yang mungkin saking berharganya beliau ini, sampai saat ini teh masih dirahasiakan sama Allah [biar jadi surprise kali yak, kan Rachma seneng surprise :D]. Eta mah bukan do'a nya sigana, lebih mirip memorandum permintaan maaf, heheh. Tapi ya setidaknya itu nambah tenang, biar Allah yang menyampaikan permohonan maaf tak langsung ini, heuheu :D, soalnya Rachma bingung mesti gimana lagi.
Duh Allah...
Kalo kata temen Rachma mah, "menahan rasa yang belum sah halal itu ladang jihad juga, karena hanya orang yang kuatlah yang bisa memanage rasa itu".
Can I say that I care about him because we are friends? :D, hahahah gak banget sih :P.
Well, like I said, the worst thing is about worry things, yaitu ketika gak tau kabarnya, dan jadinya berprasangka, terus jadi khawatir gak jelas [dasar cewek ].
Kadang terlintas, is worrying him considered a crime? wonder sayah, malaikat nulisin itu ke kitab kanan ato kiri ya?
La tahzan... innallaha ma'ana... innallaha ma'ana... innallaha ma'ana... innallaha ma'ana... innallaha ma'ana
Itu obat mujarab kalo tiba-tiba bersedih, berkali-kali ngucap innallaha ma'ana -sesungguhnya Allah bersama kita-, sampe bener-bener meresap di hati, ampe otak kembali tenang, kembali membumi :D. Kenapa sedih? hmm... ya, gimana ya... suka tiba-tiba sedih aja :D. Terutama kalo virus lonely menyerang, hehehehe. Atau kalo lagi kangen, hihihi , harus dimanage, terus gak bisa ngapa-ngapain... tapi energi tinggi :)), jadinya malah sedih. Padahal kalo nurutin hawa nafsu kan tinggal pencet "call", heheheh :D. Tapi hati kecil membisikkan, gak tega kalo harus merusak keistiqomahan si Aa, Rachma kan dah gede, masa jaga hati aja gak bisa....heuheuheu, beurat .
Terus kalo dah gak kebendung kan suka nangis tuh [lamun diitung kayanya banyak pisan air mata yang keluar :D, hikmahnya: cuci mata, baik bagi kesehatan ]... terus suka berdo'a di tempat, hehehe. Ampe apal beneran da ama do'anya, heuheueheu. Tapi mempraktekan do'a itu teh penuh perjuangan, alias nangis-nangis lagi pleus harus banyak istighfar :D. Ada pertentangan antara logika dan hati, antara keinginan pribadi dan kebaikan bersama, lieur pokoknyah.
Kalo udah over khawatir :D, yang mujarab adalah ketika berdo'a... menitipkan dia pada Dia, hehehehe. Karena doktrinasi "tukang becak" itu gak ngaruh dan gak mempan, heuheu. Lebih tenang ketika mengembalikan apa yang ada pada Sang Pemberi, Sang Khalik yang Maha Pengasih. Mendo'akan dia biar istiqomah juga, yang kalo bukan jodoh mah, Rachma juga mendo'akan supaya dia ketemu jodohnya, dimudahkan jalannya dipermudah prosesnya... [sambil nangis-nangis antara ridha gak ridha ini mah ngedo'anya, hehehehe :D]. Takut sih, ketika Allah teh gak ridha sama perlakuan Rachma pada "rasa" yang Ia titipkan. Ketika udah mulai kerasa ada egoisme yang tumbuh, posesivitas yang mungkin berlebihan, mesti segera dinetralisasi, di"rukiyah", hehehe, biar kembali ke jalan yang benar :D. Udah gitu teh kadang suka terucap minta maaf sama dia, terus jaga-jaga bisi emang bukan jodoh, Rachma juga minta maaf sama calonnya :D. Rachma juga merasa gak enak hati sama calon suami yang sebenarnya, yang mungkin saking berharganya beliau ini, sampai saat ini teh masih dirahasiakan sama Allah [biar jadi surprise kali yak, kan Rachma seneng surprise :D]. Eta mah bukan do'a nya sigana, lebih mirip memorandum permintaan maaf, heheh. Tapi ya setidaknya itu nambah tenang, biar Allah yang menyampaikan permohonan maaf tak langsung ini, heuheu :D, soalnya Rachma bingung mesti gimana lagi.
Duh Allah...
Kalo kata temen Rachma mah, "menahan rasa yang belum sah halal itu ladang jihad juga, karena hanya orang yang kuatlah yang bisa memanage rasa itu".
yang jelas mah tetep we sedih :D.
Rachma kan pernah baca ya, kalo orang beriman lagi sedih itu, ada malaikat-malaikat yang turun ke bumi untuk menghiburnya.
"Janganlah bersedih wahai orang beriman, sesungguhnya Allah telah menjanjikan surga untukmu".
Kadang kalo lagi nangis-nangis, suka kelintas,,, Rachma termasuk golongan tadi gak ya? yang kalo lagi sedih ada banyak malaikat turun untuk menghibur?
Orang yang dekat sama Allah itu... namanya tersebar di kerajaan langit, ampe penduduk langit tuh berlomba-lomba mendo'akan dan memintakan ampun untuk orang itu. Rachma termasuk orang yang kaya gitu gak ya derajatnya? Jangan-jangan masih jauh ini.... hayah... mana banyak dosa lagi... . Orang lain mah udah ngafal Al-Qur'an juz apa.... udah nabung sholat malam segimana...
Sedangkan Rachma masih....
duh... , ini derajat kualitas kemanusiaan Rachma baru nyampe mana yak? . Jangan-jangan rapornya inflasi, defisit, banyak merahnya...
tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak , padahal kan pengen nabung amal, pengen tamasya ke surga... pengen punya rumah di situ, pengen ketemu sama nabi Muhammad, pengen melihat wajah Allah...
Duh... pengen....
Jadi pilih mana Neng Rachma... ngumbar nafsu? ato istiqomah!!!
Sedangkan Rachma masih....
duh... , ini derajat kualitas kemanusiaan Rachma baru nyampe mana yak? . Jangan-jangan rapornya inflasi, defisit, banyak merahnya...
tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak , padahal kan pengen nabung amal, pengen tamasya ke surga... pengen punya rumah di situ, pengen ketemu sama nabi Muhammad, pengen melihat wajah Allah...
Duh... pengen....
Jadi pilih mana Neng Rachma... ngumbar nafsu? ato istiqomah!!!
*kok Rachma jadi ill feel sendiri yak, hihihihi, kalo ngedenger kata nafsu jadi serasa wanita penggoda, hehehe, mengerikan *
Jadi setelah mikir-mikir, emang mesti sabar, banyak berdo'a... dan istiqomah... Sedih itu manusiawi, tinggal disikapi sebijak-bijaknya [ingat pelajaran PPKN tentang hikmat kebijaksanaan :D]
*gaya heroin on* Tapi beraaaaaaaaaaaaaaaaaat , sekarang aja kerasa banget waktu berjalan amat lambaaaaaaaaaaaaaaaaaaat . Udah gitu teh banyak godaannya deuih. Hayah, kadang ngerasa yang namanya status itu penting, emang sih status single itu artinya siapa pun berhak mengajukan proposal. Lamun kata cowok mah status single teh kesempatan untuk menyeleksi calon istri.
Tapi naha nya, akhir-akhir ieu teh malah jadi ill feel sama cowok yang sebenernya mah bermaksud baik meureun...
Yang ada bukan pengen melihat-lihat, menyeleksi dan memutuskan, tapi malah kerasa... "capek!", males mikirinnya.
Hhh...
Ya Allah,
jadikan kami
hamba-hamba yang istiqomah
menapaki jalan yang Engkau ridhai
jangan biarkan kami
terlena cinta yang semu
isilah hati kami
dengan rasa cinta dan rindu kepada-Mu
Astaghfirullahal'adzim
Astaghfirullahal'adzim
Astaghfirullahal'adzim
jadikan kami
hamba-hamba yang istiqomah
menapaki jalan yang Engkau ridhai
jangan biarkan kami
terlena cinta yang semu
isilah hati kami
dengan rasa cinta dan rindu kepada-Mu
Astaghfirullahal'adzim
Astaghfirullahal'adzim
Astaghfirullahal'adzim
4 comments:
hahahahaha.... sudahlah, di ungkapkan saja :D
yeee, dasar Amir, ngajarin gak bener :P.
Gak diungkapkan pun udah tau da, hihihi
serius? ... berarti tinggal di seriuskan dan disahkan...hehe..
ga ada yang perlu di pertimbangkan lagi kan?
Mmm... kalo yang perlu dipertimbangkan mah banyak :D
Tapi lagi males mikir, soalnya malah jadi pusing sendiri, heuheu.
Sekarang mah lebih ke... go with the flow, and let's see what will be happening. Kalo jodoh mah gak akan ke mana, dan kalo bukan jodoh mah... ya dipaksa-paksa juga tetep gak akan nge-klik :D. Tapi nu jelas mah, emang mesti istiqomah, jangan ngebiarin rasa yang belum halal tumbuh terlalu besar, lamun udah usaha tapi tetep ada mah... nya nasib eta mah, hihihi. Ya gak sih Mir? [ketauan ... Rachma masih bingung :D]
Ya, minta do'anya aja :).
Post a Comment