Saturday, 9 February 2008

You get what you pay for

Sebuah proverb yang tak asing, yang teringatkan lagi setelah baca review tentang berlian biggrin. Ujug-ujug tertarik untuk cari-cari info tentang jewelry kira-kira minggu kemaren, saat mu pergi menuju Lunteren.

Karena kumpulnya mesti jam 7, jadilah Rachma minta seorang temen untuk ngebuzz ym jam 6 pagi. Hari senin itu sebetulnya Rachma bangun jam 4, tapi cuman liat jam aja, udah gitu tidur lagi, hehehe. Sekitar jam 5, ym udah mulai bunyi-bunyi, dan yang kelintas adalah
"duh...berisiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiik"

:argh:

bangun bentar, terus tidur lagi, heuheuheu. Abisnya ngantuuuuk pisan razz. Akhirnya bangun jam 6, itu pun karena temen Rachma terlalu semangat ngasi buzz nya, asli da berisik pisan mrgreen. Ketika mandi, baru nyadar, kalo ada dua goresan di tangan Rachma, kerasa perih. Bingung, itu tangan tergores apa, soalnya dalem banget. mana di sini tuh susah banget keringnya kalau luka. Kurang oksigen kali yak, jadi fibrinogen susah beku, hehehe. Sampai sekarang pun masih kerasa, udah mulai kering, tapi masih agak sakit.

Jadwal shubuh saat itu jam 6.32, jadi tentu packing mukena mesti nunggu shubuh dulu. Setelah ngucapin makasih udah di buzz ymnya, sekitar jam 7 kurang sepuluh Rachma menuju kampus. Yay, pokokna masih gelap, dingin pula. Bersepeda melewati jalur selwerd, ketemu sama orang yang kayanya sih lagi jogging, pake setelan baju olah raga soalnya, dan tentu saja -tipikal orang sini- bawa-bawa anjing.

Dalam hati, amazed, niat betul tuh orang keluar pagi-pagi mrgreen. Parkir sepeda di depan main entrance kampus, anginnya gede banget, dan belum ketemu siapa-siapa -masih jam tujuh kurang-. Tapi, lagi-lagi amazed, ternyata banyak banget yang jam 7 udah ke kampus, rata-rata sih udah tua gitu, wonder apa ya yang mereka mu kerjain. Kalo jam 7 pas summer sih wajar aja dah banyak yang ke kampus. Ini kan dingiiiin rolleyes.

Menunggu sang Big Boss [ketua grup polimer], yang ternyata dateng jam setengah lapan.... ck ck... gimana sih ni, kok terlambat razz. Akhirnya Rachma pun pergi bareng beliau, bareng sama satu orang China dan satu orang Vietnam. Rachma milih duduk di belakang, biar bisa tidur tentunya razz. Perjalanan ke Lunteren kira-kira 2.5 jam. Di tengah jalan tiba-tiba, antara tidur dan nggak, Rachma denger professornya bilang kalo kita tuh lagi di Frisland, terus Rachma nginget-nginget... Frisland.... Frisland... nggg peta Belanda,,,,, sebelah mana sih? heuheuheuheu. Yang jelas pemandangannya bagus, dan ada kaya bendungan, or apa gitu, yang jelas liat hamparan air yang luas razz.

Sekitar jam 9 nyampe congressHotel De Werelt. Nyampe sana, ngambil name tag, dan salinan acara, terus check in, dapet kamar v7 [lantai 1]. Mereka salah nulis nama Rachma, in which I don't care. Yang lebih riweh adalah mantan daily supervisor, sampai ngasi saran buat minta ganti. Yang tentu saja, Rachma cuman komentar, they screw up my name, but I don't care. hehehe

Setelah nanya seseorang, di mana itu v7 razz, akhirnya Rachma menuju kamar. Setelah nyimpen tas, dilanjut menuju ruangan utama [Europe room] dan mengikuti kuliah-kuliah panjang, -bikin ngantuk, hehe-. Kebanyakan Rachma menghadiri presentasi di ruang Africa, soalnya temanya banyak berkaitan dengan riset sekarang, chemistry and biomedical smile. Dan tak lupa, menghadiri presentasi mantan daily supervisor. Dia presentasiin riset master Rachma, yang emang bagian dari projeknya dia. Pas dia lagi presentasi, supervisor Rachma komentar, "Rachma, you should give the animation to G*****". Rachma dulu pernah bikin animasi riset itu pake macromadia, and I said, "I gave the animation, but I don't know if he will use it in this presentation or not". Terus beliau ketawa dan bilang, "he doesn't know how to use it". Rachma ketawa-ketawa aja.
*Tuh nya, kalah ngobrol, sanes merhatikeun nu presentasi razz*

Di bagian acknowledgment, G***** bilang: "I acknowledge Rachmawati, who did the magic work on triblock copolymer", hehehe. Terus temen Rachma langsung bilang, "Rachma, nanti kamu mesti bilang ke G*****, complain, kenapa nama kamu ditulisnya kecil di slide itu, mestinya kan gede. Dia ketawa-ketawa, Rachma cuman senyum-senyum aja.

Overview ruangannya kaya gini [foto dari web hotelnya, soalnya memori HP Rachma penuh mrgreen]:











Yang jelas, bingung kalo mu makan, halal atau gak wallahu'alam. Pas jam makan, selalu nanya mana yang buat vegetarian, cuman bisa makan buah-buahan, gak bisa nyicip desert dari coklat atau krim yang terlihat enak-enak itu. Walau sempet makan biskuit -yang ntah halal ato gak- pas coffee break

-maaf ya Allah, abisnya lapar neutral -

Pas jam makan malem, ketemu sama orang Pakistan, muslim juga. Terus jadinya makan bareng ma dia dan 3 orang India, yang lagi ngambil post doc. Mereka cerita tentang suasana lab masing-masing. Yang Rachma tangkap: orang-orang India itu niat betul buat ngerampok ilmunya mrgreen. Keliatan banget kalo dia mau ngembangin risetnya itu untuk India. Ada yang bahkan menyembunyikan ide dari profesornya, hehehe. Kenalan sama mereka, komentar pertama adalah "you look so young...." [can I take that as compliment? mrgreen], dan bahkan dibilangin "if you are in India, people will guess you are 15 or even 13". Heeeee, langsung aja Rachma protes "I'm twenty twooooo". Dan mereka cuman ketawa-ketawa. Pas bagian desert, ternyata desertnya es krim, tampak yummy, tapi Rachma dan orang Pakistan memutuskan gak makan itu, soalnya kemungkinan gak halalnya gede. Yang orang India langsung komentar, "you don't like sweet food?", Rachma cuman menggelengkan kepala [bukan karena gak suka makanan manis, tapi karena takut haram krimnya...]. Terus dia bilang, "you should eat it, so that you can gain more weight". Jreng... jreng....
Rachma komentar, "I've tried to eat more than usual, but what I got was... I got sleepy easily, but my body stayed the same" mrgreen.

Setelah selesai makan, ketemu sama orang Indo -akhirnyaaaaa, ada orang Indo juga di situuu-. Seharian itu, gak nemu satu orang Indo pun, yang cukup banyak tuh orang China, keliatan soalnya, ngegrup. Celingak celinguk pun, tetep we, di antara sekitar 250 orang peserta, gak ketemu orang Indo.

Nah, yang Bapak tadi itu asalnya orang Batak, udah 59 tahun ada di Belanda mrgreen, kerja sebagai Technician di Twente, mulai dari organik, reologi, sampai... ngg... kalo gak salah dia megang rubber gitu sekarang? lupa, heheh. Dia orang yang boleh dibilang atheis, dia bilang dia percaya pada dirinya. Waktu itu, ada cewek Iran, yang lagi ngambil postdoc komentar : "you are your own prophet". Ngomong-ngomong tentang Iran, ya seperti yang Rachma pernah cerita, mahasiswa asal Iran lagi menghadapi kenyataan bahwa ujug-ujug timbul larangan mempekerjakan orang asal Iran di Eropa. Ketika kenalan, lagi dikomentarin, "are you really a PhD student??? you look very very young...". Dan jawabnya cuman heheh aja, sambil bilang "I'm 22" mrgreen.

Senin malam itu ada acara poster session, yang tentunya jadi ajang minum-minum. Rachma minta jus buat ngilangin haus, terus karena dah gak kuat mencium bau bir, jadinya jam 9 pun udah ke kamar, tidur... hehehe. Padahal acaranya ampe jam 10an mrgreen.

Besoknya, ya kembali mendengar kuliah-kuliah yang asli bikin ngantuk. Pokoknya pas lagi denger kuliah-kuliah umum itu, Rachma sempet mikir, kok dulu pas kuliah bisa ya tahan dua jam dengerin kuliah... apalagi pas sma, khusyu pisan dengerin gurunya.... ini padahal masing-masing presenter sekitar 20 menit, paling yang invited lecture 30 menit, tapi wooo, waktu seakan berjalan lambaaat.
:sweaty:

What a long day. Acara hari selasa selse sekitar jam setengah lima. Nyampe YB sekitar jam 7 malem. That's it.

hehehehe, padahal itu harusnya jadi ajang menarik yak mrgreen.

Sekarang...
oya, tentang berlian biggrin. Jadi, ntah angin apa, tiba-tiba Rachma terpikirkan masalah jewelry ini. I love something sparkling anyway
Jadilah Rachma browsing pages yang menampilkan produk berlian. Cukup susah nyari yang online shopping jewelry daerah Eropa. Nemunya di UK, tapi susah shipping. Kebanyakan di US, juga susah shippingnya. Duh....
Searching kali itu, lebih difokuskan nyari bracelet, tapi akhirnya jadi terfokus ke cincin. Setelah baca short review tentang diamond education, kira-kira reviewnya kaya gini :

*dari berbagai sumber*
Diamond biasanya dikarakterisasi dengan 4C. Rachma ngiranya ini 4 karbon, berhubung emang struktur kimia intan itu 4 karbon kan? razz. Tapi ternyata bukan itu, hehehe. Pas awal milih diamond, ada banyak potongan yang dihasilkan, tapi Rachma lebih suka bentuk round [bukan princess cut atau heart shape cut atau bentuk lain yang aneh-aneh itu biggrin. Gambar diambil dari web].
diamond cut
Menu selanjutnya adalah memilih yang 4C tadi.
1. Cut. Yang paling bagus adalah yang signature ideal, menggambarkan seberapa bagus cahaya masuk yang akan dipantulkan oleh diamond. Semakin baik cutnya, ya semakin sparkling
wink

2. Carat. Beda dengan karat emas yang menandakan kadar, karat diamond lebih merepresentasikan berat dari diamond itu. Karatnya gede, ya lebih berat diamondnya. Jadi bukan prioritas, karena gak asik kan kalo diamondnya gede tapi gak terlalu sparkling mrgreen.

3. Clarity. Yang paling bagus tentu saja flawless [FL], atau paling gak IF [internally flawless]. Selanjutnya VVSI1 [very very slight inclusions], VVSI2, VSI1, VSI2, SI1, SI2, ...
Berkaitan dengan struktur diamond hasil pemotongan, kalau yang gak bagus, dilihat langsung sama mata udah keliatan ada titik hitam di dalamnya, kalau yang bagus, mesti pakai loop baru bisa keliatan ada inklusi. Kalo yang flawless, suppose not to have inclusions, makanya harganya pun mahal abiiis.

4. Color. Yang paling bagus adalah warna D [colorless], selanjutnya E, F, .... Semakin jauh dari D, warnanya jadi agak kuning.

Dengan harga yang sama untuk spek yang sama, biasanya beda di tinggi dan lebar diamond. Terus, masih ada hal lain yang berpengaruh, kayak tingkat fluoresence dsb. Yeah, kayanya mesti niat banget kalo liat spek selain 4C. Kriteria lain yang lebih mudah yang merangkum semua adalah.... tingkat 'kelucuannya', hehehehe.

Setelah dapet diamond yang sesuai budget, sekarang tinggal milih logamnya. Yang paling mahal jelas platina mrgreen, yang paling murni biasa ditulis P1000. Yang banyak dipake biasanya P950. Menyusul adanya emas putih [white gold, emas dicampur logam lain semisal rhodium], dan emas kuning [emas + logam lain kaya perak, tembaga, paladium, dsb]. Logam lain yang kuat adalah titanium, tapi tampak kurang keren kali yak, jarang yang pake soalnya biggrin. Tren emas yang dipake adalah 14 dan 18 karat, karena tentu saja kalo emas 22 karat yang dipake, gak akan cukup kuat nahan berliannya [ntar lepas lagi, kan sayang razz]. Apalagi yang 24 karat, terlalu lembek buat nahan diamond.

Ada model cincin yang Rachma taksir, abis lucu sih :cute:. Modelnya kaya gini [gambar diambil dari web ini]:
















Ada satu lagi yang Rachma suka, masih model Danhov Meno,,, tipe Tubetto TE9, sayang webnya pake flash jadi gak dapet gambarnya, hehe. Bakal seneng banget kalo ada yang mau ngasih cincin kaya gitu mrgreen, heuheuheu, either too generous, or want to get something from me in advance razz. Daripada nunggu, ya mending beli sendiri aja, hehehehe. Jadi, sedang mencari yang domisilinya deket James Allen, terus berkenan dititipin, dan ada rencana mampir ke Belanda, hehehe.

Untuk urusan platina, yang gosipnya kalo di Jepang lebih murah... jadilah Rachma ngontak temen di Jepun. Nanyain web online shopping yang bisa diliat, terus ntar nitip.
*hayoh we nitip cool*
Lagian, dia janji mu ngunjungin Rachma ke sini, awas kalo nggak twisted. Hehehe, kaya yang murah aja ongkosnya, kan udah seharga satu cincin tuh tiket PP nya razz.

Pas Rachma nanya-nanya, orangnya langsung komentar "aya-aya wae Rachma teh. Bade meser cincin nya. Kanggo saha?"
--translated "ada-ada aja Rachma. Mu beli cincin ya. Buat siapa?"--.
Rachma jawabnya: "abis di sini bosen, jadi nyari yang menarik. Dan platina itu menarik, apalagi ada berliannya. Cincin buat Rachma, koleksi razz ". Hehe, males debat panjang-panjang.


Sempet baca-baca kalau cincin nikah lebih berbentuk 'band', jadi kadar 'kelucuannya' dikurangi razz. Lagian, siapa itu ya yang bikin peraturan kalo cincin nikah bentuknya band, cincin tunangan malah lebih fancy rolleyes. Tak lupa menanamkan doktrin, sebuah hadist yang pernah Rachma baca, kira-kira bunyinya : Sebaik-baik wanita adalah yang mudah maharnya. Which, in other words, a woman who doesn't ask expensive mahar mrgreen. Mahar itu kurang lebih menandakan 'harga' seorang calon istri. Terus, jadinya kelintas, gimana kalo maharnya yang biasa-biasa aja, tapi diamondnya sebagai hibah tambahan. Heheheh razz.

I love something simple, but it adds more content when I know the simple one has its best value. But again, it's not about something you have but it's about how you use it wink.

Oya, akhirnya Rachma dapet door pass...heuheuheu, senangnya. Sebulan kemaren kalo mu masuk kampus mesti nunggu orang yang bawa door pass. Heuh, riweh. Jadinya sekarang udah punya akses ngambil zat kimia juga, walo loginnya belum bisa akses database, kalo pas nanya-nanya orang China yang labnya tetanggaan, katanya login database chemicalnya aktif setelah 2 minggu -1 bulan dari mulai dapat doorpass. Weleh-weleh... ck..ck...
Terus, setelah yakin sama prosedur yang mu dicoba, udah mulai nanya-nanya juga tentang instalasi line vacuum dan nitrogen. Dulu-dulu orangnya pada sibuk nyiapin yang Lunteren itu.... dan seneng banget, Rachma boleh pake line vacuum & nitrogen di lab orang China itu sambil nunggu instalasi nitrogen/vacuum Rachma selse. Horeeee mrgreen. Tinggal daftar login NMR, yang katanya bahkan bisa sampe 6 bulan baru jadi. Huehehehe, parah.

Tadi harinya sunny bangetttt. Emang beda lah winter sekarang, lebih hangat di banding tahun lalu [efek global warming panginten nya...]. Tapi tetep aja tidak tergerak keluar rumah, gak mood razz. Lebih nyaman nikmatin pemandangan luar dari kamar aja, sambil mantengin laptop, nonton, browsing ampe bosen. Soalnya semalem, pas rebahan di kursi terus ngeliat langit-langit kamar, tiba-tiba aja keingetan banyak hal, terus tiba-tiba sang air mata keluar sendiri mrgreen. Dipaksain tidur, ngantuknya baru dateng sekitar jam 12an, dan pas tadi pagi bangun... masih kerasa gak mood. Liat sunny day cukup terhibur.
But, something is still missing somehow
and yes, you get what you pay for.

4 comments:

ganDA RAHman garNADI said...

lieur...lieur, ngeliat berlian segede gaban...
tapi ini sebenernya ngomongin apa ya??? asa banyak yang dibahas... hehe...
btw, pas nikah emang cowo' pake cincin juga ya? kayaknya bukan sunah de...

Rachmawati said...

hehehe, kok lieur sih Gan. Kan lucu berliannya... :D

ini ngebahas yang keingetan pas ngetik postnya, jadinya emang kaditu kadieu... ^^

kayanya emang gak wajib pake cincin, itu mah lulucuan aja :P. Tapi jadinya kalo mau pake cincin, yang buat cowo gak boleh berbahan emas putih atau emas kuning :).

raizamn said...

Halo,

terus yang cowok bolehnya pake emas apa? emas putih maksudnya platina/platinum?
itung-itung persiapan >:)

soal ketahanan menghadapi presentasi/kelas, kayanya makin "tua" makin berkurang, di sini juga sama, kuliah 2jam serasa seabad. tapi mungkin diperparah karena kuliahnya serial jadi 2minggu++ kuliah, matakuliahnya sama terus, nanti habis itu baru ganti.

BTW, thanks for the comment on my blog, hope to see you back real soon :)

Rachmawati said...

Halo juga ^^

Patut dicatat, emas putih itu bukan platina :), emas putih tetep mengandung aurum [yang jelas gak boleh dipake cowok] tapi dicampur rhodium ampe jadinya warna kuning aurum jadi putih karena terlapisi [seiring berjalannya waktu, emas putih bakal jadi agak kuning].

Jadi untuk amannya, yang cowok pake platina/perak/titanium ....

blognya Rachma subscribe di google reader, kalo ada post baru, insya Allah Rachma komen di situ ;). Tapi Rachma lebih berharap see you in Greece [artinya ada yang bisa disusahin buat nyediain akomodasi dan jadi guide kalo Rachma ke situ], hehehehe :D

Popular Posts